DENDY PRIMANANDI 's BLOG






      Matahari masih enggan menampakkan sinarnya. Suasana subuh pun masih diliputi dingin. Namun puluhan jukung yang dikayuh para pedagang sudah berkumpul di muara kuin. Dari sayur mayur segar, bauh-buahan dan ikan memenuhi jukung para pedagang yang kebanyakan para ibu-ibu. Tak ketinggalan juga kelotok (perahu tradisional bermesin) yang turut meramaikan dengan dagangan berupa makanan khas Banjar bahkan barang kelontongan.
      Celoteh ramai para pedagang yang saling sapa seraya menawarkan dagangannya memecah suasana setiap pagi di muara kuin. Itulah salah satu budaya masyarakat Banjar yang masih terus dilakoni. Dan sebagai objek wisata, Pasar Terapung Muara Kuin menjadi ikon Kalimantan Selatan yang sudah terkenal di pelosok negeri. Kegiatan di pasar terapung dimulai pagi hari sebelum matahari terbit antara pukul 05.30 – 08.00 Wita. Dengan perahu kelotok dari Kota Banjarmasin dapat dicapai sekitar 30 menit. Wisatawan harus datang pagi-pagi untuk dapat melihat kesibukan Pasar Terapung ini. Begitu uniknya kegiatan di pasar terapung yang berada di persimpangan antara sungai Kuin dan sungai Barito ini menjadikannya sebagai Primadona wisata Kalimantan Selatan.
      Memang pasar terapung tak hanya bisa didapati di Muara Kuin saja. Di Lok Baintan kecamatan sungai Tabuk Kabupaten Banjar, juga ada pasar terapung Lok Baintan. Di pasar terapung yang satu, wisatawan tidak perlu bangun terlalu pagi. Karena kegiatan transaksi pasar diatas sungai menggunakan jukung bisa dilihat antar pukul 07.30-09.00 Wita. Berada di kawasan hulu Sungai Martapura yang tidak sedalam dan tidak selebar Sungai Barito, eksotika budaya sungai terasa mengalir indah layaknya aliran sungai yang mengikuti kegiatan para pedagang tradisional ini. Pasar Terapung yang terletak di kecamatan Sungai Tabuk ini, pelaku pasarnya berasal dari Pamakuan, Sungai Tapang, Lok Baintan, dan sungai Tabuk sendiri. Karena transaksinya sambil melaju, pasar terapung semakin siang semakin jauh ke hilir. Eksotika lainnya, semua petani dan pedagang-nya memakai tanggui. Tanggui adalah topi besar dari daun rumbia khas Kalimantan Selatan.
      Untuk menuju obyek wisata Pasar Terapung Lok Baintan yang baru muncul atau diketahui khalayak luar daerah pada decade 1990-an itu, bisa melalui jalan darat dari Banjarmasin ke arah sungai Tabuk, melewati Jalan Martapura Lama/jalan Veteran. Kalau jalan darat, bisa naik taksi atau angkutan pedesaan jurusan Sungai Tabuk-Banjarmasin ataupun ojek. Bila naik mobil pribadi atau carter, maka disekitar jalan veteran kilometer 11 harus turun dan naik ojek lagi menuju lokasi pinggir sungai Martapura tempat aktivitas pasar terapung tersebut. Selain jalan darat, wisatawan juga bisa menggunakan angkutan sungai, seperti naik kelotok (perahu bermotor kecil) dengan rupa-rupa ukuran dari isi sekitar delapan orang hingga 14 orang.



The Uniqueness of Floating Market

      The sun is still hiding and the morning is still cold. However, tens of jukungs are gathered in Muara Kuin.
      Fresh vegetables, fruits, and fish are in the jukungs. Kelotok (tradisional engine boat) are milling around, cheering the morning and offering traditional Banjar food, even other things needed for the daily life. Most of the traders are dominated by women.
      Traders greet each others while offering what they have in their jukungs, expecting others will buy them. That’s one of the culture and life style of Banjar people which still exist until today. And as a tourist attraction, floating market is the icon of tourism in South Kalimantan. It is well known to all over the country. The floating market begins early before the sunrise, abaout 5.30-08.00 am. The traders do not offer their goods. It takes 30 minutes from Banjarmasin to floating market. The tourist must wake up early in the morning to see the busy of this market. For its uniqueness, the floating market is the prime tourist attraction in South Kalimantan.
      The floating market in Muara Kuin is not the only floating market in South Kalimantan. The other floating market is located in Lok Baintan, Sungai Tabuk district or it is more popular as “Lok Baintan” floating market. Those who want to see it do not necessarily wake up early because it begins at 7.30-09.00am.
      Barito river, the exotic culture of river is in the air as we watch th activity in this floating market. The traders come from Pamakuan, Sungai Tapang, Lok Baintan, and Sungai Tabuk. The transaction is quite different because they do it while their jukung are carried by the river. The other uniqueness is that most of them are wearing ‘tanggui’ (traditional hat made of straw of south kalimantan).
Lok Baintan floating market was firstly known to public in 1990s. We have two alternatives to get there: by public transportation from Banjarmasin to Sungai Tabuk using taxi, car, and by kelotok with 8-14 passengers

Categories:

One Response so far.

  1. Unknown says:

    Mungkin ini adalah pasar paling unik di dunia
    Salah satu tempat wisata indonesia yang wajib dilestarikan

Leave a Reply