DENDY PRIMANANDI 's BLOG

Teknologi terus berkembang pesat dari zaman dulu sampai sekarang. Tapi tau ga kalo dibelakang kecanggihan-kecanggihan teknologi tersebut ternyata menyimpan risiko terselubung. Sekarang pesawat semakin besar, semakin hemat bahan bakar, dan semakin senyap alias gak terlalu bikin bising suara mesinnya. Setelah pesawat Airbus meluncurkan A380-nya, gak lama setelah itu Boeing pun juga ikut menerbangkan Dreamliner 787. Walopun punya ukuran yang begitu besar, kedua jenis pesawat tersebut mampu terbang tinggi di atas langit, terus menerjang awan, dan tidak terpengaruh oleh badai maupun petir nun jauh di atas sana.

Emang sih pesawat terbang itu udah dilengkapin ama anti badai dan petir, tapi gimana dengan penumpang di dalamnya ?? Para peneliti dan ilmuwan di beberapa universitas AS memperkirakan setiap sebuah pesawat terbang tersambar petir, masing-masing penumpang dan awak pesawat dapet radiasi yang sama dengan 400x pemeriksaan X-ray di dada atau 3x CUT scan. Setiap penumpang dan awak pesawat akan terekspos pada tingkat radiasi yang sefikit lebih tinggi dikarenakan cosmic rays. Waahh sereem juga yaa. . .
Dampak radiasi tersebut pada mereka yang sering banget bepergian dengan pesawat sangat sulit diukur. Rata-rata sebuah pesawat tersambar petir adalah dua kali dalam setahun. Tuh, coba bayangkan seberapa besar probabilitas Anda terkena petir ketika sedang terbang??
Rata-rata orang rumahan udah pada memiliki pesawat tv dan DVD player. Ada microwave oven, ponsel, dan entah apa lagi. Belum lagi jika di rumah mereka terpasang fasilitas LAN dengan Wi-Fi, serta dua buah PC yang boleh dikatakan hidup 24 jam sehari dengan processor berkualitas yang bisa diacungi empat jempol,,(hahaa. .ama kaki maksudnya^^).
Inilah yang dikhawatirkan sehubungan dengan dampak jangka panjang semua gelombang elektromagnetis yang saling silang di dalam rumah orang yang bersangkutan bagi kesehatan mereka.
Standar countermeasure untuk interferensi elektromagnetis (EMI) untuk gelombang di atas 1GHz sampai 6 GHz akan diperketat dengan standar EN55022, dan akan diberlakukan di Eropa dan jepang, di bulan oktober tahun ini. Sasaran pertamanya adalah printer. Implementasinya akan sulit. Kecepatan antar muka seperti SATA dan USB 3.0 makin tinggi.
Sebagaimana dengan yang udah dilaporkan di ResearcNews tanggal 8 Oktober 2009 lalu, yang diterbitkan oleh Siemens, para peneliti di Osram Opto Semiconductors juga udah berhasil nyiptain direct emitting green semiconductor laser yang bisa digunain sebagai proyektor di ponsel. Mereka mengatakan bahwa proyektor ini akan semakin mungil, tetapi semakin kuat/
Yang bikin repot adalah produk-produk OEM yang tidak memenuhi standar. Karena vendor produk teknologi harus bersaing, dan terpaksa menekan harga serendah-rendahnya. Tidak jarang mereka menggunakan komponen-komponen di bawah standar , trus gimana dengan kepatuhan mereka terhadap regulasi EMI ??
Siapa yang menyangkal bahwa fasilitas nirkabel, setidak-tidaknya untuk saat ini membuat hidup menjadi aman? Siapa yang tidak menginginkan Wi-Fi dan sinyal HP yang kuat di dalam gedung kantor maupun rumahnya sendiri misalnya? Lalu bayangkan kalo nanti kita sudah bisa menikmati layanan LTE dan WiMax. Selain itu, banyak juga orang yang akan menggunakan GPS. Lampu pijar digantikan oleh lampu CFL (Compact Fluorescent Lamps). Sampai sekarang, belum ada penelitian yang tuntas mengenai efek EMI pada kesehatan kita, dan mungkin tidak akan pernah ada penelitian yang demikian. Inilah satu risiko yang muncul karena pemakaian teknologi, dan kita tidak berdaya mengontrolnya.
Semoga saja dampak-dampak berbahaya tersebut tidak terjadi pada kita, dan kita masih dapat terus menikmati kecanggihan perkembangan dari teknologi.

Categories:

Leave a Reply